4 PRINSIP DALAM MEMBANGUN MODEL
Setidaknya ada 4 prinsip dalam membangun sebuah model, maka dari itu harus diketahui dahulu satu-satunya sebelum membangun model diantanya :
1. Keterorganisasian (block building)
Tujuan pengorganisasian proses pemodelan adalah untuk
menyederhanakan spesifikasi interaksi di dalam system. Masing-masing block
menggambarkan satu bagian system yang bergantung pada beberapa atau sedikitnya
satu variable input, dan yang berubah menjadi variable output. Maka system
secara keseluruhan, dapat digambarkan dalam terminology keterkaitan antar blok-
blok.
2. Relevansi (relevance)
Prinsip relevansi merupakan sifat yang melekat dalam model
karena model harus menggambarkan keadaan yang diamati. Dengan demikian, model
hanya akan mencakup aspek-aspek yang relevan dengan sasaran-sasaran dan sudut
pandang yang telah ditetapkan.
3. Keakuratan (accuracy)
Keakuratan informasi yang dikumpulkan untuk model harus dipertimbangkan. Keakuratan bergantung pada tingkat kebutuhan penggunaan model terhadap persoalan yang diamati atau ketelitian yang diinginkan.
Keakuratan informasi yang dikumpulkan untuk model harus dipertimbangkan. Keakuratan bergantung pada tingkat kebutuhan penggunaan model terhadap persoalan yang diamati atau ketelitian yang diinginkan.
4. Tingkat Agregasi (aggregation)
Tingkat agregasi perlu dipertimbangkan sesuai dengan
tingkat kecukupan atau kepuasan minimal yang harus didapat dengan memakai
model. Maksudnya, sampai sejauh mana tiap-tiap komponen maupun aktivitas akan
diteliti atau komponen-komponen mana saja yang dapat dikelompokkan menjadi satu
komponen yang lebih besar.
Konsep dan ide dasar untuk
pemodelan membentuk siklus model yang meliputi 3 fase, yaitu:
1. Fase Penentuan Masalah
Analis menerima suatu permasalahan dari pengambil keputusan atau bisa disebut dengan stakeholder yang nantinya akan diterjemahkan atau dirubah ke dalam bentuk suatu model oleh analis tersebut.
Analis menerima suatu permasalahan dari pengambil keputusan atau bisa disebut dengan stakeholder yang nantinya akan diterjemahkan atau dirubah ke dalam bentuk suatu model oleh analis tersebut.
2. Fase Pengembangan model
Tahap ini analis menentukan ruang lingkup sistem dan tujuan dari sistem yang dibuat. Analis juga menerjemahkan elemen-elemen atau komponen-komponen beserta hubungannya ke dalam bentuk model konseptual. Setelah itu dilakukannya validasi data yang diperoleh, rancangan model dan modelnya. Kemudian hasilnya diberikan kepada pengambil keputusan dan dikomunikasikan lagi, bila hasil tersebut belum diterima oleh pengambil keputusan maka analis melakukan pengulangan dari penetapan sistem dan tujuan dari sistem sampai hasil perancangan tersebut diterima oleh pengambil keputusan.
Tahap ini analis menentukan ruang lingkup sistem dan tujuan dari sistem yang dibuat. Analis juga menerjemahkan elemen-elemen atau komponen-komponen beserta hubungannya ke dalam bentuk model konseptual. Setelah itu dilakukannya validasi data yang diperoleh, rancangan model dan modelnya. Kemudian hasilnya diberikan kepada pengambil keputusan dan dikomunikasikan lagi, bila hasil tersebut belum diterima oleh pengambil keputusan maka analis melakukan pengulangan dari penetapan sistem dan tujuan dari sistem sampai hasil perancangan tersebut diterima oleh pengambil keputusan.
3. Fase Pendukung Keputusan
Hasil dari model diberikan kepada pengambil keputusan dengan bentuk presentasi dan juga memberikan laporan atau dokumentasi dengan format yang mudah dipahami. Dalam hal ini juga informasi yang relevan merupakan satu dasar pengambil keputusan untuk menetapkan suatu keputusan.
Hasil dari model diberikan kepada pengambil keputusan dengan bentuk presentasi dan juga memberikan laporan atau dokumentasi dengan format yang mudah dipahami. Dalam hal ini juga informasi yang relevan merupakan satu dasar pengambil keputusan untuk menetapkan suatu keputusan.
Komentar
Posting Komentar